Monday 1 November 2021

Rawatan Burung Murai Watu Saat Mengeram Hingga Menetas

Rawatan Burung Murai Batu Saat Mengeram Hingga Menetas -- Halo kawan dekat kicau mania dimanapun berada? Pada sewaktu ini aku ingin membicarakan seperti pada judul yaitu Merawat Murai Batu Pada Saat mengeram sampai menetas. Burung murai ketika ditangkarkan memamng memerlukan ketenangan terlebih saat mengerami telurnya dan dikala meloloh anakannya.


Kandang ternak murai kerikil sebaiknya diposisikan jauh dari kegaduhan atau tempat-tempat yang ramai. Jika sangkar ternak murai ditempatkan didekat hiruk pikuk ditentukan burungnya akan merasa terusik. Terkadang burung yang merasa terusik tak inginbertelur yang menjadikan burung stres. Maka buatlah kandang ternak jauh dari hingar bingar biar burung murai kerikil tidak merasa terusik.

Jika murai kerikil sudah mulai bertelur dan mulai mengerami telurnya, burung ini juga sungguh sensitif dengan kehadiran orang yang belum dikenali . Untuk itu jangan sampai ada orang lain yang masuk ke kandang selain yang setiap hari memberi makan.

Selain orang lain selaku pengganggu burung murai dikala mengeram adalagi yang mampu mengganggunya yaitu penyakit yang berasal dari parasit, serangga mirip semut, dan kutu. Untuk itu senantiasa bersihkan sangkar dan jauhkan dari serangan serangga dan semut. Dan untuk hasil yang diperlukan yaitu menetas burung murai kerikil mesti diberikan ketenangan ketika mengerami telurnya dan hindari dari hal-hal diatas.

Parasit dan serangga yang mengganggu sewaktu murai watu mengerami telurnya tidak kita tangani dengan serius maka akan mengakibatkan kegagalan untuk telur itu menetas. Sebab murai betina maupun jantan dikala mengeram tidak merasa nyaman sehingga burung akan senantiasa turun dari sarang yang menimbulkan suhu pada telur tidak stabil. Hal tersebut akan berakibat fatal sehingga telur murai batu tidak akan menetas.

Burung murai kerikil saat mengerami telurnya juga mesti dijaga birahinya mudah-mudahan tidak tinggi. Cara mempertahankan birahi murai kerikil adalah dengan cara meminimalisir Extra Fooding diantaranya jangkrik dan kroto. Serta berikan tempat untuk mandi dan ganti airnya saban hari hal ini untuk menjaga suhu tubuh murai dikala mengerami telurnya.

Murai dalam mengerami telurnya hingga menetas itu memerlukan waktu 14 - 16 hari. Dan lazimnya burung murai mampu menciptakan telur 2 hingga 4 butir saja. Jika murai telah mengerami telurnya selama 12 hari maka kita optimalkan ekstrafoodingnya berupa kroto dan jangkrik. Hal ini untuk jaga-jaga saja jikalau dalam waktu dekat telur menetas.



Jika telur burung murai kerikil sudah menetas kita juga harus mempertahankan dari predator-predator yang menganggu anakan murai. Disaat indukan murai batu meloloh anakan kita sediakan pakan yang lebih banyak dari lazimnya alasannya adalah burung murai dalam meloloh anaknya itu memerlukan asupan pakan yang berlebih.

Rawatan Burung Murai Batu Saat Mengeram Hingga Menetas

Kita dapat mengambil anakan murai kerikil jikalau sudah berumur 6 hingga 10 hari. Sebab anakan burung murai bila kurang dari 6 hari lazimnya masih dalam keadaan lemah untuk kita rawat atau loloh sendiri. Dan umur 6 hari juga masih beresiko akan akhir hayat yang pas itu merupakan diatas umur 7 hari dan jangan lebih dari 15 hari.

Sesudah kita ambil anakan dari sarangnya, anakan burung murai kita taruh wadah yang kehangaatan tempatnya sesuai dengan di sarangnya. Jika tempat yang buat wadah anakan murai terlalu acuh taacuh ini juga akan membuat anakan kedinginan bila bisa daerah untuk wadah diberi lampu semoga anakan burung murai watu merasa hangat.

Kita dalam meloloh anakan murai watu yang mberumur 6 sampai 15 hari berikan kroto saja agar gampang ditelan dan dicerna. Sebab kroto mempunyai tekstur yang lembut dan mudah hancur sehingga baik untuk tenggorokan dan pencernaan anakan murai.

Setelah anakan murai batu berumur lebih dari 15 hari kita mampu menunjukkan campuran kroto dengan voer. Voer yang dipakai untuk adonan kroto mesti mengandung mineral, vitamin, dan protein yang diperlukan anakan murai. Selain itu kita juga mampu memberikan jangkrik yang kita ambil perutnya saja. Sebab bila dengan kepalanya kadang-kadang jangkrik menggigit lisan anakan burung murai watu.

Jika anakan murai watu sudah mulai mengepakkan sayapnya dan mulai keluar dari sarang atau wadahnya segera taruh dalam sangkar. Berikan tangkringan yang bertekstur agresif supaya kaki-kaki murai watu anakan bisa mencengkeram dengan baik. Dan jemur sebentar semoga anakan murai dapat vitamin D yang diharapkan badan untuk kemajuan tulangnya.

Demikian berita perihal Rawatan Burung Murai Batu Saat Mengeram Hingga Menetas yang bisa saya sampaikan. Semoga berkhasiat dan menambah pengetahuan kita dalam beternak murai watu. Jika suka dengan postingan ini kalian mampu share ke sosial media atau sobat-sahabat kicau mania di seluruh penjuru Nusantara.

Terima kasih dan salam sukses senantiasa.