Friday, 16 September 2016

Begini Mekanisme Ganja Bisa Sebabkan Gangguan Otak

Jakarta, Ganja termasuk ke dalam tanaman yang diwaspadai karena dapat mengakibatkan kecanduan saat disalahgunakan. Namun hingga kini belum pernah terungkap bagaimana mekanismenya sehingga ganja dapat merusak otak.

Hal ini kemudian terungkap dalam studi yang dilakukan Osaka University baru-baru ini. Menurut peneliti, proses ini bermula dari terbentuknya sirkuit saraf dalam otak yang digawangi oleh dua bagian penting dari otak, yaitu thalamus (bagian tengah otak) dan cortex (lapisan terluar).

Setahu peneliti, keduanya memang terhubung satu sama lain, dari waktu ke waktu. Kondisi inilah yang membuat kapasitas otak untuk menyimpan informasi menjadi besar dan kuat.

Namun belakangan peneliti menemukan ada beberapa mekanisme lain yang terjadi ketika sirkuit saraf terbentuk. Salah satunya adalah ketika pada titik tertentu, thalamus dan cortex melakukan sinkronisasi.

Pada saat sinkronisasi inilah terjadi pelemahan sinapsis sel otak. Tidak semuanya, tetapi sebagian saja. Hanya saja proses ini memang memudahkan otak untuk menghapus proyeksi-proyeksi yang tidak diperlukan dan sebaliknya, membentuk proyeksi yang sistematis untuk melancarkan koneksi antarsel saraf.

Ketika sinapsis ini melemah, sel-sel saraf otak melepaskan senyawa bernama cannabinoids. Hal ini rupanya mengakibatkan berkurangnya proyeksi sel saraf yang tidak dibutuhkan tadi.

Sederhananya, ada mekanisme di mana otak melepaskan senyawa yang menekan atau mengganggu koneksi antarsel saraf, tetapi tujuannya untuk membersihkan proyeksi sel saraf yang tidak dibutuhkan, agar didapat koneksi yang lebih baik antarsel saraf.

Menariknya, efek yang sama juga dirasakan oleh otak bila seseorang menghisap cannabinoids dari luar, yaitu menghisap atau mengonsumsi ganja maupun marijuana. Demikian seperti dilaporkan Science Daily.

Kondisi ini juga telah dibuktikan peneliti dengan menggunakan tikus percobaan. Dari situ terlihat bahwa tikus yang menghisap atau mengonsumsi ganja juga merasakan efek yang sama pada otaknya, yaitu terganggunya proyeksi antarsel saraf.

Setidaknya peneliti berharap temuan ini dapat menjadi pegangan dalam mengembangkan terapi baru untuk penyakit seperti kerusakan otak lainnya dan juga demensia. "Yang pasti memberikan bukti ilmiah akan adanya efek negatif dari konsumsi ganja terhadap perkembangan otak sehingga mampu mengurangi jumlah penyalahgunaan ganja," tandas ketua tim peneliti, Dr Fumitaka Kimura.